”Factors Influence
Cholesterum Feeding Of Babies At Public Health Centre Area Of Tongauna Konawe
Regency 2011”. (Consultant I : Ahmad, Consultant II : Sardi).
The purpose of research for knowing how large the influence of factors
(knowledge, attitudes, practise, breast care) to cholestrum feeding of babies
at public health centre of tongauna konawe regency 2011.
Characteristic of research is analytic by using case controle study
approach for knowing how large the influence of each variable researched to cholesterol
feeding of babies. Samples of research in amount 94 respondents devided into 2
groups namely 47 respondents in case group and 47 respondents in controle group
with matching based on age and education.
Result of research showed ; there is significant influence of knowledge to
cholesterol feeding of babies because OR> 1 (3,415) and lower limit (1,410),
upper limit (8,274) this means on trusted degree 95% is significant. Attitude
influence to cholestrum feeding of babies because OR> 1 (3,938) ) and lower
limit (1,643), upper limit (9,438) this means on trusted degree 95% is
significant. Practise influence to cholestrum feeding of babies bacause OR>
1 (3,546) and lower limit (1,438), upper limit (8,746) this means that practise
of respondents on trusted degree 95% is significant. Breast care influence to cholestrum
feeding of babies because OR> 1 (5,385) and lower limit (2,245), upper limit
(12,915) this means on trusted degree 95% is significant.
From result of research analysis could be concuded that from four variable
which are researched all of them influence to cholestrum feeding.
Key words : Knowledge, Attitudes, Practise, Breast Care,
Cholestrum Feeding
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka kematian bayi (AKB) sebesar 23 per 1.000 kelahiran
hidup menjadi salah satu dari delapan target milenium depelovmant goalds (MDGs)
yang meski dicapai hingga tahun 2015. AKB di Indonesia pada tahun 2000 sebesar
35 per 1.000 kelahiran hidup, angka ini lebih tinggi dibanding dengan
negara-negara Asia Tenggara, seperti Malaysia, Filifina, dan Thailand. Malaysia
memiliki angka kematian bayi terendah di Asia Tenggara. ().
Rahayu US, 2007
World health
organitation (WHO)
merekomendasikan para ibu untuk menyusui secara ekslusif selama 6 bulan,
melanjutkannya dengan pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) dari
bahan-bahan lokal yang kaya nutrisi sambil tetap memberikan ASI / menyusui sampai anak berusia 2 tahun
atau lebih. Menyusui
ekslusif adalah
memberikan hanya ASI segera (kolostrum)
setelah
lahir sampai bayi berusia 6 bulan. (Depkes RI, 2005).
PUntuk menurunkan angka kematian bayi (AKB) salah satunya
dengan memberikan kolostrum.
Kolostrum mempunyai khasiat untuk membersihkan
mekonium sehingga mukosa usus bayi
yang baru lahir segera bersih dan siap menerima ASI. Kolostrum dan vitamin yang larut dalam lemak (A,D,E dan K). Dengan keunggulan yang di miliki
kolostrum, cukup jelas bahwa bayi yang memperoleh ASI sedini mungkin (30 menit sesudah lahir) akan
terhindar dari kemungkinan terjadinya gangguan
pencernaan, infeksi usus dan penyakit lainnya (S. Rosita, 2008).
Pemberian kolostrum tidak terlepas dari peran ibu,
selain itu juga perlu dukungan
dari suami. Suami mempunyai peranan yang penting dalam keberhasilan dan kegagalan menyusui.
Para suami ini berpendapat bahwa menyusui
adalah urusan ibu dan bayinya. Mereka menganggap
cukup menjadi pengamat yang pasif saja.
Sebenarnya suami mempunyai peranan yang
sangat menentukan dalam keberhasilan menyusui karena ayah akan menentukan kelancaran reflek mengeluarkan
ASI (let down reflek) yang sangat dipengaruhi oleh keadaan/ emosi
ibu (Roesli U, 2007).
Di Indonesia,
meskipun menyusui bayi sudah menjadi budaya, namun dalam prakteknya pemberian
ASI terutama kolostrum masih jauh dengan yang diharapkan, bukti ilmiah yaitu
menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia pada tahun 2002-2003 hanya 4% bayi
yang memperoleh ASI pada hari pertama atau kolostrum, sedangkan bayi umur
kurang 2 bulan sebesar 64%, antara 2-3 bulan 46%, antara 4-5 bulan 14% dan
menyusui ekslusif sampai 6 bulan hanya 39,5%. (Medikom, 2007).
Cakupan pemberian ASI eksklusif tahun 2007 bervariasi menurut propinsi dengan rentang 18,9 % - 52,0 %
terendah di Provinsi Bangka Belitung dan tertinggi di Sulawesi Selatan dan
Sulawesi Tenggara menempati urutan ke-11 terendah yakni 34,8 % (Depkes RI,
2008). Hanya naik 0,6 % (28.116/49.675) di bandingkan dengan tahun sebelumnya dan menurun menjadi 33,4 % pada
tahun 2008 (Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, 2008).
Berdasarkan data
awal yang diperoleh penulis di Puskesmas Tongauna selama periode dua tahun
tehitung tahun 2009 cakupan ASI sebanyak 330 (39,6%) bayi, dan tahun 2010
berjumlah 404 (48,48%) bayi, dan tahun 2011 bulan januari sampai mei berjumlah
124 (6,2%) bayi.
Manfaat kolostrum
kurang dirasakan oleh masyarakat kita disebabkan karena budaya yang dianut. Ini terlihat dari kebiasaan ibu membuang ASI yang keluar pada hari-hari
pertama setelah bayi lahir. Alasannya karena kurangnya pengetahuan
dan ketidakpahaman ibu tentang pentingnya kolostrum juga berpengaruh perawatan payudara ibu pada saat hamil dalam memproduksi
ASI sehingga menghambat pamberian
kolostrum pada bayinya. Dari survei awal yang dilakukan peneliti dipuskesmas Tongauna dari 10 (100%)
diketahui bahwa ada 7 orang (70%) ibu
menyusui yang jawaban pengetahuannya
kurang tentang pentingnya pemberian kolostrum pada bayi
baru lahir.
maaf, untuk saat ini saya cuma tampilkan salah satu judul...... untuk selanjutnya...!!!
mohon ditunggu aja ....
ato hubungi aja gua dinomor 085241150334.
buat adik-adik yang pengen tau benget ttg tugas kuliahnya... lanjut aja dino tersebut. thank's
mohon ditunggu aja ....
ato hubungi aja gua dinomor 085241150334.
buat adik-adik yang pengen tau benget ttg tugas kuliahnya... lanjut aja dino tersebut. thank's
0 opmerkings:
Plaas 'n opmerking